Pohon Iman

oleh Catatan Nuruddin Al-Indunissy pada 17 Januari 2011 jam 4:41
"IKHLAS adalah buah dari IMAN, pohon Iman dihati kita tidak akan berbunga dan menghasilkan buah dengan sempurna jika kita tidak menjaga dan memelihara serta menyiraminya disetiap suasana di jalanan kehidupan yang kita lalui ini"


IMAN laksana sebuah pohon dihati kita, naungannya memberi kesejukan. Dari pohonnya tunas tunas harapan akan terus terlahir, jika terus kita sirami dia akan berbunga kebahagiaan yang harumnya menebari jalanan yang kita lalui..dan seiring keistiqamahan yang terjaga dari bunga itu lahir buah yg bernama KEIKHLASAN.

Untuk menghasilkan buah tersebut, kita, tentunya harus mengenal dan mempelajari terlebih dahulu POHON IMAN ini agar dia bisa tumbuh dengan baik dihati kita. Tidak diragukan lagi, kita semua telah mempelajari tentang iman ini semenjak dulu, semenjak kita duduk di bangku SD bersama ibu guru, menghafal rame rame rukun iman dan rukun islam..tapi.. apakah kita telah benar benar memahami apa itu Iman?  

Catatan kecil ini tidak akan membahas cabang cabang keimanan dan fiqih fiqihnya, mari kita pahami kata Iman ini dari sudut yang lebih sederhana agar kitaPages' Notes (0) lebih mudah mencernanya dan kita dapat segera menyiangi rerumputan dihati kita agar pohon itu tumbuh dengan subur dan segera berbuah keikhlasan yang akan menjadi kunci untuk kebahagiaan kita di Dunia dan Akhirat.

TIDAK SEKEDAR PERCAYA, IMAN adalah seni memahami sepenuh hati dan segenap keyakinan, bahwasannya segala details yang terjadi disetiap detik detik kedipan mata, disetiap desiran keinginan yang melinatasi langit langit dihati kita, setiap luka, kesedihan, goresan goresan yang menyayat hati kita - semua telah tertulis dalam perencanaan dan ketentuan takdir Allah Azza wajala yang sempurna.

IMAN adalah meyakini, mengimani Keberadaan Dan Pertolongan Allah Azzawajala melalu Para Malaikatnya yag memenuhi Langit, Mengimani dan mengikuti seluruh perkataan Rasulullah Shalallahu'alaihiwassalam melalui Al Haditsnya, mengimani Al-Qur'an yang telah menggariskan Skenario dan Hukum Hukum Kehidupan serta Mengimani Sepenuh Hati terhadap semua Perencanaan dan Ketentuan Ketentuan Takdir Allah!

Ketika  k e y a k i n a n  kita sudah mencapai kedalam tahapan tersebut, dimana k e t e g u h a n  hati kita telah terjaga dan tidak terbelokan dengan bisikan bisikan dari luar, kita akan mendapati bahwasannya s e m u a bagian dari perjalanan kehidupan ini adalah ke i n d a h a n.

Betapa tidak,
Ketika kita bersedih, lalu kita mengimani bahwasannya kesedihan itu adalah belaian mesra dari sang pencipta, kita akan memanggil manggil nama-Nya, merintih dan menangis dalam do'a do'a diantara fajar.. disana hati kita basah dengan curahan hidayah, hati kita lembut - selembut lembutnya sebagai cerminan rahmat-Nya yang bertebaran dipertiga malam, di desain indahnya pagi, siang yang membahanan dan di malam malam yang menyelimuti.

Betapa tidak,
Ketika seorang pribadi ditimpa musibah, disana kerelaan menjemputnya, membisikan kesadaran bahwasannya saat ini Allah sedang mengirim surat Ujian yang akan menaikan pangkat kita, derajat ketakwaaan kita dihadapan Allah! setelah kita lulus dari Cobaan yang menghantam itu.

Betapa tidak,
Ketika kegagalan datang, hutang membelit, dan reputasi turun dan fitnah bertebaran meruntuhkan kesuksesan yang telah susah payah kita upayakan...disana keimanan tersenyum mencampakan DUNIA DAN SEGALA KESUKSESAN itu karena kesuksesan skhirat adalah tujuan utama hidup.

Hingga dalam setiap suasana,
Disetiap patahnya harapan harapan, disetiap keretakan keretakan hati, POHON IMAN akan segera menaungi dan menyejuki setiap jalanan dan persinggahan yang kita lalui, POHON IMAN segera menaungi kita dilembah kesedihan, dilembah kehinaan yang mengucilkan kita, IMAN menyanjung kita disaat semua orang disekitar kita mengejek dan menertawai.  

KETIKA HATI KITA MULAI RETAK DENGAN SESUATU YANG TIDAK KITA MENGERTI, POHON IMAN tetap berdiri kokohakarnya akan merekatkan kembali keretakan itu dengan sendirinya, ketenangannya akan membasuh dan menjaganya sebelum hati kita berkarat.

BAHKAN, 
Ketika kita benar benar terjatuh dan tidak ada alasan lagi untuk tersenyum disanalah buah dari Iman yang disebut KEIKHLASAN akan meredam semua gelora yang berkecamuk di DI BELANTARA DADA KITA.

Dia akan memberi ENERGI kepada hati kita untuk tetap tegar dalam gelombang kehidupan ini. Ketika hati kita Ikhlas, ketika kita meng-Imani keberadaan dan pertolongan Allah, sejahat apapun dunia menjepit kita, kita akan tetap berdiri tegar dan melangkah. Tidak khawatir tentang kematian sekalipun, karena keseluruhan kehidupan ini adalah untuk Hari yang Abadi. 

Tidak ada kekayaan yang menenangkan, selain hati yang selalu bersyukur.
Sangat sederhana, ketika kita bersyukur, kita ada dalam sebuah kerelaan dan penuh khidmat menerima dan menyerahkan kepada Allah apa apa yang telah digariskan-Nya tentang semua details di kehidupan kita.

SEJAUH MANA KEBERHASILAN KITA UNTUK IKHLAS adalah sangat tergantung sejauh mana intensitas kita dalam memelihara Phonon Iman itu. Buah yang berkualitas tinggi, adalah buah yang telah melalui Uji Coba dan experimen experimen di berbagai kondisi cuaca musim, hujan, panas, bahkan badai. Kualitas buah yang dihasilkan akan semakin membaik ketika kita menggunakan pupuk pupuk yang berkualitas, lingkungan yang mendukung, pengetahuan tentang buah, dan kesabaran berkualitas dari sipemilik pohon.

Begitupun Iman dihati manusia yang terus menerus akan Di Uji disegala situasi,

Sebuah pohon tidak begitu saja berbuah tanpa melewati beberapa musim,
Musim panas yang melelahkan, Musim dingin yang membekukan, Musim penghujan dan badai badai yang menerpa dedaunannya. Ketika musim panas berakhir, dan musim gugur datang, disanalah sang pohon dihadapkan kepada penantian panjang hingga musim semi datang.

Musim semi datang dengan tunas tunas harapan, pucuk pucuk baru dan bunga bunga yang bertebaran disetiap ranting dan batang pohon yang kokoh, bunga bunga itu kemudian mekar dan harum mewangi menebari setiap pejalan kaki. Memberi keindahan, dalam pohon yang kokoh itu terdapat banyak energi yang terkumpul, dari pohon yang kokoh itu bunga menjadi buah..

Buah Indah, yang tidak bisa dimiliki semua pejalan kaki yang terpesona.
BUAH ITU ADALAH KEIKHLASAN, KEIKHLASAN YANG BERKUALITAS TINGGI YANG DIHASILKAN DARI KUMPULAN SABAR SABAR DAN PENYERAHAN DIRI.

Dari buah yang berkualitas itulah terlahir sebuah energi dahsyat yang akan menahahan dan menari bersama liku liku kehidupan, tidak ada gelisah, tidak ada keluhan, tidak ada penolakan dan pemberontakan terhadap ketetapan Allah yang telah membuat perencanaan-Nya yang indah bagi setiap jiwa jiwa yang beriman, perencanaan yang sempurna bagi miliyaran jiwa jiwa semenjak Adam Alaihissalam terlahir hingga bumi ini dihancurkan di hari yang dahsyat kelak.

ENERGI IKHLAS akan mengajari jiwa kita tahan terhadap berbagai guncangan guncangan, menepis bisikan bisikan kekufuran dan menjaga kita tetap bahagia dan mengajari kita kenikmatan disetiap suap suap nasi, disetiap piring piring kecil sarapan kita yang setiap pagi datang dari arah yang tak terduga.

Energi itu akan mendorong kita, mengarahkan kita dan mendidik jiwa kita kepada pribadi Penuh Syukur. Pribadi bersahaja dan tawadhu,

Karena Iman telah bersemayam di dada kita, dari energi iman itu jalanan kita bertaburan ikhlas yang membawa kita tetap bahagia,.

Hinga Akhirat Yang Abadi.

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)". (QS Al An'am 59)

Semoga retorika sederhana ini sedikit menyentuh dinding yang bergetar di dada kita, 
 Semoga bisa mengukuhkan Pohon Iman yang tertancap erat di dada kita, sehingga, Insha Allah, Keikhlasan selalu menemani jalanan yang kita tempuh.

Agar tunas tunasnya tetap tumbuh dan menghiasi hati kita dengan bunga bunga mekar yang mewarnai senyum diwajah kita.


NURUDDIN AL INDUNISSY
Reruntuhan Desember, Riyadh 2010